Rabu, 17 Desember 2008

Kenakalan Sosial

Artikel ini membahas perdebatan dua masalah mendasar
mengenai cara pendefinisian sosial atas perilaku kenakalan
remaja. Aspek utama yang dibahas adalah apakah perilaku
kenakalan remaja seharusnya dipahami sebagai masalah
sosial atau masalah hukum (atau dalam kasus lain, masalah
kejiwaan atau moral)? Dan pada tingkat apa yang
memungkinkan faktor latar belakang sosial menjadi elemen
peredaan perilaku mereka?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini berupaya
mengkonstruksikan kembali definisi sosial mengenai
perilaku kenakalan remaja hingga pada tingkat apa
tanggungjawab hukuman harus mereka terima atau perlakuan
lebih manusiawi –lantaran faktor usia yang masih
anak-anak dan latar belakang sosial yang
mempengaruhinya– selayaknya mereka peroleh agar
menjadi warga negara yang baik bagi masa depan pribadi dan
gaya hidup non kriminal mereka.
Pendefinisian sosial dalam artikel ini dilakukan dengan
membuat kategori-kategori sosial dalam memahami konstruksi
sosial kenakalan remaja. Kategori yang dibuat meliputi
kategori mengenai: paradigma tanggung jawab, anak-anak dan
remaja, serta perlakuan atau hukuman.

Ada dua pertanyaan yang menarik dalam konteks ini.
Pertama, bagaimana seharusnya mendefinisikan perilaku
anak-anak lelaki ini, setidaknya sebagian karena batas
usia mereka. Jika mereka dewasa, sepantasnya perilaku
kenakalan dinyatakan sebagai kriminal dan dihukum dengan
cara konvensional. Tetapi, pada kisah 5 anak muda ini,
masih bisa diperdebatkan apakah –meskipun faktanya
mereka kriminal— mereka harus dihukum atas tindak
kriminal atau bukan? Dengan kata lain, usia tampaknya
menjadi faktor krusial dalam definisi sosial dari anak
muda ini. Kedua, apakah faktor latar belakang sosial
seperti kemiskinan, rendahnya pendidikan dan selainnya,
justru dapat dipakai sebagai argumen untuk memaafkan
perilaku kenakalan remaja dan khususnya sebagai cara
mengurangi sanksi sosial yang dijatuhkan kepada mereka?

Intinya ada dua perdebatan argumentasi. Di satu pihak,
kenakalan kriminal anak muda seharusnya dihukum sebagai
konsekuensi dari kriminalitas mereka. Di lain pihak,
meskipun mereka sengaja melakukan tindak kriminal, justru
perilaku mereka seharusnya dimaafkan dengan jaminan
perlakuan sosial ketimbang hukuman kriminal.

Kedua perdebatan ini muncul atas kasus yang dialami oleh 5
anak muda Swedia berusia 15 sampai 19 tahun di akhir tahun
1980an. Mereka secara sengaja melakukan pencurian dan
penyerangan fisik. Namun, Departemen Kesejahteraan Sosial
di Stockholm, Swedia justru membawa mereka dalam sebuah
pelayaran kapal pesiar ke Mediteranian untuk
merehabilitasi perilaku mereka dengan gaya hidup
non-kriminal. Tentu saja ini bukan cara konvensional
(setidaknya konteks orang Swedia) untuk menindak
“latar belakang kriminal” anak-anak muda ini.

Konstruksi Sosial Kenakalan Remaja:
Berlayar di Air Panas atau Dingin

Oleh: Lars Christer Hydén

Sumber: YOUNG volume I no. 4 /1993

Diterjemahkan oleh M. Iqbal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar